Sabtu, 19 Maret 2011

KELOMPOK TANI DI DESA SUKATANI KEMBANGKAN JAMUR

BPBTPHPACET.COM-Setelah sukses pengembangan jamur di wilayah Desa Ciherang, kini BPBTPH terus mendorong kelompok tani di Desa Sukatani untuk mengembangkan jamur. Hal ini sebagai upaya alternatif usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat yang masih bertumpu pada sayuran.

Pengembangan jamur dilakukan pada lahan-lahan yang kurang produktif, sehingga dari lahan tersebut dapat memberikan penghasilan dari jamur tersebut. Sebenarnya secara sejarah jamur di Desa Sukatani sudah lama diusahakan, namun hanya pada petani-petani bersekala kecil.

BPBTPH Kecamatan Pacet terus berupaya mendorong para kelompok tani untuk menggali segala potensi-potensi usaha yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya penyerapan tenaga kerja, penciptaan lapangan kerja ditingkat desa merupakan hal utama yang diperhatikan oleh para petugas BPBTPH Kecamatan Pacet.

Menurut Penyuluh Pertanian Wilayah Desa Sukatani Abdul Sidik, SP.,MMA. Menjelaskan bahwa kelompok tani jamur inti sudah memiliki lebih kurang 36 ribu log untuk diusahakan, dan untuk plasma sedang dirancang ke berbagai kelompok tani lainnya. Sehingga bisa saling mendukung terhadap program ini.

Upaya pelatihan dan bimbingan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kelompok tani jamur. Khusunya yang kelompok tani jamur wilayah Barukupa Desa Sukatani ini, memang sudah sebagian memahami secara teknis, namun bagi kelompok-kelompok tani lainnya masih perlu ditingkatkan.

Mengenai pemasaran jamur dari Desa Sukatani Kecamatan Pacet, memiliki prospek pemasaran yang sangat luas, pertama dekat dengan pasar Induk Cipanas, ke daerah wisata Puncak dan Cibodas, pasar Induk Cianjur dan bahkan banyak yang datang langsung ketempat kelompok tani jamur. Jadi peluangnya masih luas…

Semoga dengan pengembangan budidaya jamur ini, dapat membantu menyerap pengangguran khususnya yang ada diwilayah pedesaan, para pemuda dapat diberdayakan dan diarahkan, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Rabu, 16 Maret 2011

PENILAIAN ABDI BAKTI TANI DI KANTOR BPBTPH PACET

BPBTPHPACET.COM-Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, merupakan salah satu balai yang berusaha terus menerus memberbaiki diri untuk melayani publik, sehingga motto “melayani dengan TUNTAS” bisa selalu dilaksanakan.

Seiring dengan perbaikan tersebut, Alhamdulillah BPBTPH Pacet telah dinilai oleh tim penilai Abdi Bakti Tani yang mengkaji dan memberikan masukan tentang pelayanan publik yang telah dilakukan BPBTPH Pacet. 

Banyak sekali masukan-masukan yang berharga dari tim, demi perbaikan mutu pelayanan publik kedepan. Kami merasa bangga dan bahagia dan sangat mengucapkan terima kasih kepada tim karena masukan-masukan tersebut merupakan bekal kami dalam melayani publik (masyarakat tani) khususnya diwilayah Pacet umumnya diluar wilayah Kabupaten Cianjur.

Pada acara penilaian tersebut tim memberikan beberapa instrumen pertanyaan yang berkaitan dengan pelayanan publik yang terdiri dari empat komponen pokok penilaian yaitu; Pertama: penilaian visi, misi dan motto, Kedua: penilaian sistem prosedur, Ketiga: penilaian Sumberdaya Manusia, Keempat: penilaian sarana dan prasarana.

Acara penilaian abdi bakti tani tersebut dilaksanakan pada hari Selasa 15 Maret 2011 yang bertempat di kantor BPBTPH Pacet yaitu di Jl. Sarongge No. 3 Desa Ciputri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Selain petugas yang hadir para petani, KTNA, Gapoktan, P4S, Asosiasi pedagang sayuran juga ikut menghadiri acara Abdi Bakti Tani tersebut.

Selain persentasi dari Kepala Balai, juga dilakukan pemeriksaan berkas-berkas dan visualisasi mengenai pelayanan publik di BPBTPH Pacet. Harapan kami, bukan untuk menang pada penilaian Abdi Bakti Tani, namun berusaha secara Total Action untuk memberikan pelayanan yang TUNTAS pada masyarakat tani sehingga masyarakat tani benar-benar merasa puas dengan pelayanan yang telah kami lakukan. Kepuasan kami bukan menang Abdi Bakti Tani, Tapi puas bila banyak para petani dan pengusaha tani yang sukses dan sejahtera karena pelayanan kami.

Jumat, 11 Maret 2011

BAGAIMANA CARA PENYIMPANAN SAYURAN PADA SUHU RENDAH

BPBTPHPACET.COM - Berbagai kerusakan sayuran yang diakibatkan oleh mikroba dapat dihindari dengan menyimpan pada suhu rendah, karena sebahagian mikroba tidak dapat hidup pada suhu rendah.

Proses pendinginan sehari – hari umumnya menggunakan suhu antara 1 derajat - 4 derajat Celcius. Sedangkan pendinginan beku menggunakan suhu di bawah 0 derajat Celcius sekitar - 1,5 ± 0,2 derajat Celcius, dapat digunakan untuk menyimpan bahan pangan antara 9 – 10 minggu. Proses pendinginan ini biasanya disebut dengan Chilling. Selain suhu, kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses penyimpanan. Sehingga kombinasi keduanya sangat diperlukan untuk mendapatkan daya simpan optimum yang dikehendaki.

Komoditi pertanian seperti sayur dan buah – buahan merupakan produk yang mudah sekali mengalami kerusakan sehingga diperlukan penanganan dalam penyimpanan. Seperti tomat matang yang disimpan pada suhu 4,4 derajat Celcius dengan kelembaban relatif 85 - 90 % memiliki daya simpan sekitar 7 – 10 hari. Suhu di bawah 4,4 derajat celcius dapat menghambat proses pewarnaan tetapi justru mempercepat proses pembusukan. Sedangkan pada tomat yang masih hijau tidak dapat lagi matang jika didinginkan menggunakan suhu rendah.

Pada umumnya suhu penyimpanan kacang – kacangan adalah kurang dari 4,4 derajat Celcius. Kelembaban relatif dari ruang penyimpanannya harus berkisar 65 – 75 %. Pada kondisi ini bahan dapat disimpan selama 8 – 12 hari dan dapat mempertahankan kualitas terbaiknya. Kelembaban yang lebih rendah cenderung mengurangi kadar air biji kacang, sedangkan kelembaban yang lebih tinggi akan mempercepat pertumbuhan cendawan.

Suhu penyimpanan terbaik untuk buah pir adalah – 1,1 derajat Celcius dengan kelembaban relatif 85 – 90 %. Pada kondisi ini buah pir dapat disimpan selama 2 – 7 bulan. Jika suhu penyimpanan mengalami kenaikan sebesar 40 dan dibiarkan demikian selama 10 hari maka daya simpannya akan turun menjadi 1 minggu. Sedangkan penyimpanan di bawah suhu – 2,2 derajat Celcius buah pir akan membeku dan tidak dapat dikonsumsi.

Kerusakan sayuran atau buah-buahan oleh bakteri secara umum ditandai oleh penampakan yang berair dan berlendir. Walaupun beberapa pembusukan oleh jamur juga menghasilkan penampakan yang lunak dan berair tetapi masih bisa dibedakan dengan kerusakan oleh bakteri. Hal ini tampak dengan adanya miselium dan karakteristik struktur sporanya. Bakteri perusak yang paling umum adalah genus Erwinia. Kebanyakan spesies Erwinia tumbuh baik pada suhu rendah dan beberapa dapat tumbuh pada suhu 1¬ÂșC. Mikroorganisme ini dapat memfermentasi gula dan alkohol pada sayuran yang tidak dimanfaatkan oleh bakteri lain.

Contoh-contoh kerusakan pada sayuran: Tomat. Kerusakan oleh Alternaria tenuis ditandai dengan bintik hitam. Mikroorganisme masuk pada tomat melalui celah dan luka pada tomat. Infeksi biasanya berawal dari celah pada buah yang disebabkan oleh tingkat kelembaban yang berlebih, tampak dari warna abu-abu dan bau asam. Miselium putih hadir pada tahap pembusukan yang lebih lanjut. Kerusakan oleh Rhizopus umumnya disebabkan oleh stolonnya. Kerusakan ini tampak dengan tekstur yang berair dan aroma yang berbeda. Infeksi berawal dari titik luka buah dan menyebar cepat menginfeksi buah yang sehat

Selasa, 08 Maret 2011

BAGAIMANA MENDEKATKAN PASAR PADA PETANI SAYURAN

BPBTPHPACET.COM - Tingginya harga sayuran di tingkat konsumen tidak menjamin sepadannya keuntungan yang diterima petani. Keuntungan terbesar dinikmati pedagang perantara yang membeli sayuran dari petani dan menjualnya langsung ke pasar induk.

Harga cabai yang diterima oleh petani Lembang bila dijual langsung ke pasar induk Caringin-Bandung berbeda 500 hingga 1.000 rupiah/kg dengan harga jual di tingkat konsumen. Bandingkan dengan harga cabai yang diterima petani bila menjual pada pedagang perantara, perbedaannya mencapai 2.000 hingga 3.000 rupiah/kg dari harga di pasar induk.

Bagi petani, membawa sendiri sayuran ke pasar induk tidak langsung menyelesaikan persoalan mereka. Selain transportasi mahal, petani sayuran kesulitan menembus pasar induk. Persaingan pasar yang dikuasai oleh sekelompok pedagang bermodal besar menyulitkan petani kecil untuk masuk pasar dan menjual produk mereka dengan harga yang pantas pada pedagang pasar.

Persoalan di atas dapat diselesaikan dengan mendekatkan petani pada pasar induk sehingga membuka peluang bagi petani untuk dapat bertransaksi secara 'fair'. Kenapa pasar induk? Karena di tingkat pasar induklah petani dapat menerima harga jual lebih layak. Untuk hal ini, kita bisa mencontoh pengalaman Taiwan dalam membangun pasar induk sayuran yang melibatkan petani dalamnya.

Pemasaran sayuran di Taiwan tergolong efisien dengan keuntungan yang terdistribusi merata bagi para pihak yang terlibat di dalamnya, termasuk petani. Puluhan tahun yang lalu, petani sayuran di Taiwan mengalami persoalan pemasaran yang sama dengan petani sayuran Indonesia sekarang. Keuntungan terbesar perdagangan sayuran diraup pedagang perantara sementara petani merugi.

Mengatasi hal tersebut, Taiwan melakukan beberapa upaya, antara lain 1) mendekatkan petani pada pasar induk; 2) menyediakan fasilitas pasar; 3) membangun sistem informasi pasar.

Sumber: SinarTani.com

Sabtu, 05 Maret 2011

KIAT SUKSES MEMILIH PUPUK ORGANIK

BPBTPHPACET.COM - Dalam memilih pupuk organik yang harus diperhatikan adalah parameter kadar C-organik, rasio C/N, pH, kadar air, kandungan N, P dan K, kandungan hara mikro (Fe, Zn, Cu, Mn, B, Co dan Mo), dan kadar logam berat (Pb, Cd, As dan Hg), bahan ikutan, mikroba kontaminan (e.coli, salmonella),” kata Dr.Ir. Wiwik Hartatik, Peneliti Bidang Kesuburan Tanah Balai Penelitian Tanah (Balitanah) Bogor. Hal ini sesuai dengan persyaratan teknis minimal pupuk organik dalam Permentan 28/Permentan/SR.130/5/2009. “Tetaapi harus sudah mendapat nomor izin pendaftaran pupuk dari Pusat Perizinan Investasi, Kementan,” katanya mengingatkan.

Sistem pertanian organik didefinisikan sebagai kegiatan usaha tani secara menyeluruh sejak proses produksi sampai proses pengolahan hasil (pasca panen) yang bersifat ramah lingkungan dan dikelola secara alami (tanpa penggunaan bahan kimia sintesis dan rekayasa genetika), sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergizi.

Sistem pertanian organik merupakan system yang menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam mencapai system pertanian yang lestari dan berkelanjutan untuk membangun kesuburan tanah jangka panjang . Sistem pertanian organik diterapkan secara selektif pada lahan dengan tingkat kesuburan sedang sampai tinggi, dan pada komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta dapat meningkatkan pendapatan petani.

Jika petani mengaplikasikan pupuk organik dilahan mereka, maka lahan mereka akan mendapatkan fungsi kimia dan biologi yang penting.

Fungsi kimia dari pupuk organik tersebut adalah mengandung unsure hara namun pupuk organik organic dapat berfungsi sebagai penyediaan hara makro (N,P,K, Ca, Mg dan S) dan mikro seperti Zn,Cu,Mo,Co,B, Mn dan Fe meskipun secara kuantitatif pupuk organik  sedikit.

Penggunaaan bahan organik dapat mencegah kadar unsur mikro dalam tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang, meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam seperti Al, Fe dan Mn sehingga logam-logam ini tidak meracuni.

Fungsi biologi pupuk organik adalah sebagai sumber energi dan makanan bagi mikro dan meso fauna tanah. Dengan cukup tersedianya bahan organik maka aktivitas organism tanah yang juga mempengaruhi ketersediaan hara, siklus hara, dan pembentukan pori mikro dan makro tanah, menjadi lebih baik.

“Pengaruh pupuk organik terhadap peningkatan produksi cukup positif khususnya untuk lahan yang tidak subur dengan kadar bahan organik rendah karena pupuk organik selain banyak manfaat seperti diatas juga mampu meningkatkan efesiensi pemupukan sehingga mampu mengurangi dosis pupuk NPK kurang lebih 25% dari dosis rekomendasi,” terangnya.

Namun, karena kadar hara dalam pupuk organik rendah sehingga tidak bisa menggantikan pupuk anorganik secara keseluruhan tetapi pengaruhnya lebih utama kepada perbaikan kesuburan tanah.

“Akan tetapi petani tidak bisa merubah secara langsung cara bertani konvensional ke system pertanian organik  karena dari sisi lahan perlu ada masa konversi lahan 1-2 tahun,” katanya.

Walaupun tidak bisa secara langsung merubah pertanian konvensional, tetapi pengembangan produk pupuk organik  sangat prospektif khususnya untuk lahan-lahan yang mempunyai kandungan bahan organik rendah dan pada lahan yang telah mengalami degradasi sehingga dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah serta meningkatkan efesiensi penggunaaan pupuk.

Sumber: SinarTani.com

KERJABAKTI BANGKITKAN KERJASAMA PETANI

BPBTPHPACET.COM - Untuk mempupuk rasa kerjasama diantara petani dan para petugas di BPBTPH Kecamatan Pacet, maka para petani dan petugas melakukan kerjabakti membereskan lingkungan kantor BPBTPH.

Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2010 mulai jam 08.00 WIB sampai dengan 16.23 WIB, walaupun sempat terjadi hujan namun para petani dan petugas tidak menyerah terus melakukan kerja bakti sampai selesai.

Akhirnya dengan acara kerja bakti tersebut, lingkungan kantor balai menjadi lebih indah, lebih bersih. Acara diakhir dengan koordinasi dan musyawarah pengembangan kelompok dimasing-masing tingkat desa dan makan-makan.

Semoga dengan acara kerja bakti ini para petani dan petugas semakin kompak dalam memajukan kesejahteraan para petani dilingkungan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. (Admin bpbtphpacet.com)